Wednesday, June 8, 2011

Bagaimana satu Tuhan terdiri dari tiga pribadi? / How can one God be three persons?



Doktrin Trinitas - yaitu bahwa Allah Bapa, Allah [Simbol Trinitas] Putra, dan Allah Roh Kudus masing-masing adalah Tuhan yang sama dan satu - yang diakui sulit untuk dipahami, merupakan dasar utama dari kepercayaan Kristen. Walaupun kaum skeptik meremehkannya sebagai ketidakmungkinan matematika, hal tersebut merupakan doktrin dasar Kitab Suci dan juga merupakan kenyataan yang amat dalam dari pengalaman universal dan pemahaman kosmos secara ilmiah.


Perjanjian Lama dan Baru keduanya mengajarkan Kesatuan dan Trinitas Tuhan. Ide bahwa hanya ada satu Tuhan, yang menciptakan segala hal, berulang kali ditekankan dalam Kitab Suci seperti dalam Yesaya 45:18: "Sebab beginilah firman Tuhan, yang menciptakan langit; Dialah Allah yang membentuk bumi dan menjadikannya;… Akulah Tuhan dan tidak ada yang lain". Contoh dalam Perjanjian Baru adalah Yakobus 2:19: "Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setan pun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar." 


Ketiga pribadi Tuhan, pada saat yang sama, tercatat dalam Kitab Suci seperti dalam Yesaya 48:16: "Dari dahulu tidak pernah Aku berkata dengan sembunyi dan pada waktu hal itu terjadi Aku ada di situ. Dan sekarang, Tuhan Allah mengutus aku dengan Roh-Nya." Pembicara dalam ayat ini jelas sekali adalah Tuhan, dan Dia mengatakan Dia telah "diutus oleh Allah Tuhan (yaitu, Bapa) dan Roh-Nya (yaitu, Roh Kudus)". Doktrin Trinitas dalam Perjanjian Baru terdapat dalam ayat seperti Yohanes 15:26, di mana Tuhan Yesus bersabda: "Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku." Kemudian ada juga aturan pembaptisan: "baptislah mereka dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus" (Matius 28:19). Satu nama (Allah) - tetapi tiga nama! 


Bahwa Yesus, satu-satunya Putra Allah, dinyatakan sebagai Tuhan, setara dengan Bapa, dijelaskan dalam banyak kitab dalam Kitab Suci. Sebagai contoh, Dia bersabda: "Aku adalah Alfa dan Omega, awal dan akhir, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa" (Wahyu 1:8). 


Beberapa pemuja secara salah mengajarkan bahwa Roh Kudus adalah pengaruh ketuhanan yang tidak berpribadi, tetapi Kitab Suci mengajarkan bahwa Dia adalah pribadi yang nyata, seperti halnya Bapa dan Putra. Yesus bersabda: "Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang" (Yohanes 16:13). 


Ajaran Kitab Suci mengenai Trinitas dapat diringkas sebagai berikut. Allah adalah Tiga-dalam-satu, dengan tiap Pribadi Tuhan adalah Allah yang sama dan selalu dan sepenuhnya. Masing-masing diperlukan, dan masing-masing berbeda, tetapi semuanya adalah satu. Ketiga Pribadi muncul dalam urutan yang bersifat sebab-akibat dan logis. Bapa adalah yang tak nampak, Sumber dari segala sesuatu, dinyatakan dalam dan oleh Putra, diejawantahkan dalam dan oleh Roh Kudus. Putra bermula dari Bapa, dan Roh dari Putra. Mengacu pada penciptaan Tuhan, Bapa adalah Pemikiran di atas semua itu, Putra adalah Sabda yang memanggilnya keluar, dan Roh adalah Perbuatan yang menyebabkannya menjadi kenyataan. Kita “melihat” Tuhan dan penyelamatan agung-Nya dalam Putra, Tuhan Yesus Kristus, kemudian “mengalami” kenyataan mereka dalam iman, melalui kehadiran Roh Kudus-Nya. 


Walaupun hubungan ini tampaknya seperti paradoks, bagi beberapa orang bahkan benar-benar tak mungkin, hal tersebut amatlah nyata, dan kebenarannya sudah mendarah daging jauh ke dalam sifat dasar manusia. Maka, manusia selalu merasakan lebih dahulu kebenaran bahwa Tuhan pasti "ada di luar sana", ada di mana-mana dan merupakan Penyebab Pertama dari segala sesuatu, tetapi mereka telah mengkorupsi pengetahuan intuitif mengenai Bapa ini menjadi panteisme dan akhirnya menjadi naturalisme. Serupa dengan itu, manusia selalu merasakan kebutuhan untuk “bertemu” Tuhan dalam arti pemahaman dan pengalaman mereka sendiri, tetapi pengetahuan bahwa Tuhan harus menampakkan diri-Nya sendiri telah disimpangkan menjadi politheisme dan pemujaan berhala. Manusia kemudian secara terus-menerus membangun “model” atas Tuhan, kadang-kadang bahkan dalam bentuk sistem filosofis untuk menggambarkan kenyataan yang paling utama. Akhirnya, manusia selalu mengetahui bahwa mereka harus dapat mempunyai hubungan erat dengan Penciptanya dan mengalami kehadiran-Nya “di dalam”. Tetapi intuisi yang mendalam tentang Roh Kudus ini telah dikorupsi menjadi berbagai bentuk fanatisme dan mistisisme palsu, dan bahkan menjadi spiritisme dan demonisme. Jadi, kebenaran tiga-dalam-satu Allah telah berurat-akar dalam diri manusia, tetapi dia sering kali menyimpangkannya dan menggantikannya dengan tuhan palsu. 


 
Dikutip dari The Bible Has the Answer, by Henry Morris and Martin Clark, dipublikasikan oleh Master Books, 1987
_____________________________________________________

The doctrine of the Trinity — that God the Father, God the Son, and God the Holy Spirit are each equally and eternally the one true God — is admittedly difficult to comprehend, and yet is the very foundation of Christian truth. Although skeptics may ridicule it as a mathematical impossibility, it is nevertheless a basic doctrine of Scripture as well as profoundly realistic in both universal experience and in the scientific understanding of the cosmos.


Both Old and New Testaments teach the Unity and the Trinity of the Godhead. The idea that there is only one God, who created all things, is repeatedly emphasized in such Scriptures as Isaiah 45:18:
“For thus saith the Lord that created the heavens; God himself that formed the earth and made it; …I am the Lord; and there is none else.”
A New Testament example is James 2:19:“

                     Thou believest that there is one God; thou doest well; the devils also believe, and tremble.”
The three persons of the Godhead are, at the same time, noted in such Scriptures as Isaiah 48:16:

              “I have not spoken in secret from the beginning; From the time that it was, there am I; and now the    Lord God, and his Spirit, hath sent me.”
The speaker in this verse is obviously God, and yet He says He has been sent both by The Lord God (that is, the Father) and by His Spirit (that is, the Holy Spirit).
The New Testament doctrine of the Trinity is evident in such a verse as John 15:26, where the Lord Jesus said: 

“But when the Comforter is come whom I will send unto you from the Father, He shall testify of me.”


Then there is the baptismal formula:
baptizing them in the name of the Father, and of the Son, and of the Holy Ghost” (Matthew 28:19).

One name (God) — yet three names!
JESUS — That Jesus, as the only-begotten Son of God, actually claimed to be God, equal with the Father, is clear from numerous Scriptures. For example, He said:
“I am Alpha and Omega, the beginning and the ending, saith the Lord, which is, and which was, and which is to come, the Almighty” (Revelation 1:8).
HOLY SPIRIT — Some cults falsely teach that the Holy Spirit is an impersonal divine influence of some kind, but the Bible teaches that He is a real person, just as are the Father and the Son. Jesus said:
“Howbeit when he, the Spirit of truth, is come, he will guide you into all truth: for he shall not speak of himself; but whatsoever he shall hear, that shall he speak; and he will show you things to come” (John 16:13).
TRI-UNITY — The teaching of the Bible concerning the Trinity might be summarized thus. God is a Tri-unity, with each Person of the Godhead equally and fully and eternally God. Each is necessary, and each is distinct, and yet all are one. The three Persons appear in a logical, causal order. The Father is the unseen, omnipresent Source of all being, revealed in and by the Son, experienced in and by the Holy Spirit. The Son proceeds from the Father, and the Spirit from the Son. With reference to God's creation, the Father is the Thought behind it, the Son is the Word calling it forth, and the Spirit is the Deed making it a reality.
We “see” God and His great salvation in the Son of God, the Lord Jesus Christ, then “experience” their reality by faith, through the indwelling presence of His Holy Spirit.


Though these relationships seem paradoxical, and to some completely impossible, they are profoundly realistic, and their truth is ingrained deep in man's nature. Thus, men have always sensed first the truth that God must be “out there,” everywhere present and the First Cause of all things, but they have corrupted this intuitive knowledge of the Father into pantheism and ultimately into naturalism.
Similarly, men have always felt the need to “see” God in terms of their own experience and understanding, but this knowledge that God must reveal Himself has been distorted into polytheism and idolatry. Men have thus continually erected “models” of God, sometimes in the form of graven images, sometimes even in the form of philosophical systems purporting to represent ultimate reality.


Finally, men have always known that they should be able to have communion with their Creator and to experience His presence “within.” But this deep intuition of the Holy Spirit has been corrupted into various forms of false mysticism and fanaticism, and even into spiritism and demonism. Thus, the truth of God's tri-unity is ingrained in man's very nature, but he has often distorted it and substituted a false god in its place.




Source :
http://www.christiananswers.net/indonesian/q-eden/edn-t002i.html

No comments:

Post a Comment