Saturday, April 30, 2011

Caravelle Htl (5*), HCM-Vietnam

Caravelle Htl (5*)
19 Lam Son Square, District 1,
District 1 - Dong Khoi / Nguyen Hue,
Ho Chi Minh City, Vietnam
 
 
Room + ABF : USD 225 / Night

Friday, April 29, 2011

Lavender Htl (3*), HCM - Vietnam

Lavender Htl (3*)
208-210 Le Thanh Ton Street, District 1,
District 1 - Ben Thanh Market,
Ho Chi Minh City, Vietnam

Room + ABF = USD 75 / Night

Wednesday, April 27, 2011

Nomor Darurat ketika anda berada dalam pencobaan



Ketika Anda memanggil, Tuhan menjawab; Anda menangis minta tolong dan Dia akan berkata: "Ini Aku" (Yesaya 58:9)

Ketika Anda memanggil, gunakan "Nomor Telepon Darurat" di bawah ini:

☎Saat berduka cita, putar Yohanes. 1
☎ Ketika dikecewakan sesama, putar Mazmur 27
☎Jika Anda ingin berbuah, putar Yohanes 15
☎Ketika Anda berdosa, putar Mazmur 51
☎Ketika Anda khawatir, putar Matius 6:19-34
☎Ketika Anda dalam bahaya, putar Mazmur 91
☎Ketika Tuhan terasa jauh, putar Mazmur 139
☎Ketika iman Anda perlu dikuatkan, putar Ibrani 11
☎Ketika Anda merasa sendiri dan takut, putar Mazmur 23
☎Ketika hidup Anda sedang dalam kepahitan, putar 1Korintus13
☎Untuk rahasia kebahagiaan Paulus, putar Kolose 3:12-17
☎Untuk arti kekristenan, putar 1 Korintus 5:15-19
☎Ketika Anda merasa kecewa dan ditinggalkan,putar Roma 8:31

Tuesday, April 26, 2011

Thoughts for the Day, By. Unknown

I learned today
"Every day may not be good, but
there’s something good in every day".


Sometimes
you just can't have what you want,
but it doesn't mean that you can never have it. 
 
Everything takes place at the right time.
It's not "NO"......it's just "NOT NOW"........... 

only takes one person to change your life !

If you miss an opportunity, don't fill the eyes with tears.
It will hide another better opportunity in front of you !

The minute you think of giving up,
think of the reason why you held on so long ! 

 Never design your character like a garden where anyone can walk,
but design  your character like the sky where everyone desire to reach.

(Unknown)

Monday, April 25, 2011

Perumpamaan ttg 2 macam dasar : Rumah bagaimana yg sedang dibangun



Rumah yang bagaimana yang sedang Anda bangun?
Ini membawa kita kepada poin yang lain lagi. Perbedaan antara kedua macam iman (dan kedua macam kasih) ini adalah perbedaan di dalam hal memahami Yesus. Orang Kristen yang hanya berbicara tentang perkara menerima Kristus biasanya tidak dapat melihat kemuliaan, keagungan dan kebesaran-Nya. Tidak heran jika pada waktu pencobaan datang, mereka tidak dapat bertahan. Perbedaannya disebabkan oleh masalah pilihan di antara jalan yang gampang (menerima hadiah jelas gampang) dan jalan yang sukar. Jalan yang kedua ini membutuhkan pengorbanan besar karena orang harus menyangkal dirinya.

Dan ini adalah poin yang hendak ditunjukkan oleh Yesus ketika Ia menyampaikan perumpamaan tentang dua orang yang membangun rumahnya. Pada saat angin dan banjir datang melanda, salah satu jenis rumah mengalami keruntuhan dan kerusakan parah. Namun yang satunya lagi tetap bertahan tidak peduli sebesar apapun banjir dan angin yang datang melandanya. Dilihat dari luar, kedua rumah itu tampaknya sama karena kita tidak dapat melihat landasannya. Sama halnya dengan kebanyakan orang Kristen, mereka tampak sama jika dilihat dari luar. Pada saat Anda mengamati mereka di gereja, bagaimana Anda akan dapat mengenali perbedaannya? Mereka semua sangat sopan, dan memasang wajah yang ramah dan penuh senyuman. Yang satu dibangun di atas landasan batu karang sedangkan yang lainnya dibangun di atas pasir. Membangun di atas batu karang berarti membangun untuk kekekalan; membangun di atas pasir, di sisi lain, berarti hanya untuk tujuan jangka pendek, untuk masa kini.

Rumah macam apa yang sedang Anda bangun? Kehidupan yang sedang Anda jalani dapat disamakan dengan kegiatan membangun rumah. Jika Anda membangun rumah hanya untuk tujuan jangka pendek, buat apa menghamburkan tenaga dan biaya demi mengokohkan landasannya? Jika Anda membangun demi kepentingan jangka panjang, Anda akan membangun di atas batu karang karena Anda mempertimbangkan jangka waktu yang lama. Hal ini sekali lagi menunjukkan perbedaan antara dua macam iman (dan dua macam kasih).
Sebagian orang Kristen hanya mementingkan apa yang ada sekarang, sementara sebagian yang lain memikirkan apa yang ada di masa depan, di masa kekekalan. Anda hanya perlu berbicara sedikit dengan mereka untuk dapat memahami hal apa yang memenuhi pikiran mereka. Jenis yang satu hanya memikirkan usaha, pekerjaan atau pelajarannya. Seluruh pemikirannya berpusat pada hari ini, besok dan esok lusa. Ia tidak memiliki visi, tidak ada masa depan. Persoalan hari ini adalah pokok perhatian utamanya.

Orang Kristen jenis yang satunya lagi memandang jauh ke depan. Pernahkah Anda memperhatikan bahwa orang yang memiliki perencanaan jauh ke depan tidak akan menguatirkan hal-hal yang ada sekarang ini? Akan tetapi bagi orang Kristen yang hanya memikirkan saat ini, segala persoalan kecil dipandang seolah-olah suatu bencana besar bagi mereka karena hanya hari ini dan hari esok yang ada di dalam pikirannya. Apa yang akan terjadi di masa mendatang tidak penting baginya. Orang Kristen 'jangka panjang' adalah mereka yang berkata, "Hari ini dan hari esok, semuanya penting. Namun tidak sepenting masa depan yang sedang saya bangun."

Orang Kristen macam apakah Anda? Orang Kristen yang hidup hanya untuk hari ini? Apakah Anda termasuk jenis orang yang berkata, "Marilah kita makan dan minum sebab besok kita mati. Hari inilah yang benar-benar milik kita. Jadi, nikmatilah itu selagi sempat"? Atau apakah Anda termasuk orang yang memandang jauh ke depan, dan berkata, "Pekerjaan hari ini memang berat, namun hal itu sepadan dengan apa yang sedang saya bangun."

Saya pikir kebanyakan orang Tionghoa adalah orang yang terbiasa berpikir dalam jangka panjang. Saya diberitahu bahwa ada beberapa kelompok masyarakat di dunia ini yang menjalani hidup hanya demi hari ini. Jika mereka memiliki uang, mereka tidak mau bekerja sampai uang milik mereka habis. Lalu mereka akan bekerja lagi, dan selanjutnya bersantai-santai lagi. Menurut kabar, orang-orang semacam ini dapat ditemui di beberapa negara. Namun orang-orang Tionghoa biasanya bersedia untuk bekerja keras saat ini demi meraih masa depan yang lebih baik. Mereka bersedia jin tian chi ku (menghadapi kesukaran saat ini) untuk dapat memperoleh masa depan yang lebih baik. Jika Anda dapat menerapkan hal ini ke dalam pemikiran kerohanian, maka Anda akan memiliki arah hidup yang jelas.

Bangunlah Landasan di atas Batu Karang
Jadi pikirkanlah keindahan dari ajaran Tuhan di sini. Cobalah membangun di atas dasar yang teguh dan Anda akan mengetahui apa arti perkataan-Nya. Anggaplah ada sebuah batu besar yang dapat Anda gunakan sebagai landasan. Bagaimana cara untuk membangun rumah di atasnya? Bagaimana Anda akan meletakkan landasan di sana? Anda perlu berkerja keras, memahat dan menggali ke dalam batu untuk dapat meletakkan landasan bagi rumah Anda. 
Di Lukas 6:48, Yesus berkata bahwa orang yang bijak membangun rumahnya dengan menggali ke dalam batu, bukannya ke dalam lumpur. Akan sangat mudah untuk menggali lumpur. Namun menggali batu - menggali sampai dalam - adalah pekerjaan yang sangat berat. Pikirkan saja berapa lama waktu yang harus ia pakai untuk memahat, sambil berlumuran dengan keringat, sementara di sebelah sana orang yang membangun rumah di atas pasir tidak perlu membuang banyak tenaga untuk menggali. Ia tinggal memasang balok, papan dan memaku di sana sini, dan tidak lama setelah itu, rumahnya sudah jadi! Tetapi orang malang yang membangun di atas batu itu masih bersusah payah mengerjakan fondasinya!

Coba bayangkan: Orang bodoh yang sudah selesai membangun rumahnya duduk-duduk sambil minum kopi di bawah pohon. Yang satu sudah menyelesaikan rumahnya sejak lama, sementara yang satu lagi masih berkutat dengan urusan menggali batu, dengan kemajuan yang sedikit demi sedikit. Akan tetapi Yesus berkata bahwa orang yang bijak ini menggali dalam-dalam. Ia tidak sekadar membuat satu lubang kecil saja di batu itu. Ia menggali sampai sedalam-dalamnya. Dan orang bodoh yang sok pintar itu akan berkata, "Anda benar-benar memboroskan tenaga. Lihat! Aku begitu santai dan nyaman, tapi Anda malah mempersulit hidup Anda sendiri." Pepatah mengatakan bahwa yang tertawa terakhir adalah yang paling berbahagia. Dan orang ini sudah tertawa duluan.

Lalu, berakhirlah musim panas dan musim dingin sudah tiba. Untuk dapat memahami gambaran yang ada di sini, Anda perlu mengetahui pola kehidupan yang dijalani oleh orang-orang di Israel. Selama musim panas, sungai-sungai banyak yang kering. Di musim dingin, hujan turun. Dan tiba-tiba, tempat yang kering itu sudah menjadi sungai lagi. Orang yang sudah tahu kehidupan di Timur Tengah mengenal istilah wadi. Wadi adalah sungai, tetapi Anda tidak akan dapat melihatnya di musim panas. Sungai tersebut hanya terlihat di musim dingin. Dan di musim dingin, sungai-sungai tersebut mendadak penuh dengan air, bahkan sampai membanjir. Sekarang Anda pikirkan, siapa yang akan tertawa?

Ketika badai datang, angin bertiup dan banjir melanda. Orang yang membangun di atas pasir akan hanyut terbawa air sambil berteriak-teriak, "Tolong, tolong!" Saat itu, ia mungkin akan dihempaskan ke batu atau hanyut sampai ke laut. Akan tetapi orang yang membangun di atas batu karang yang teguh tetap selamat; tidak terjadi sesuatu apapun padanya karena ia membangun untuk jangka waktu yang panjang.

Apa yang diwakili oleh Batu Karang ini?
Apa yang diwakili oleh batu karang ini? Dari 1 Korintus 3:10 dan seterusnya, Anda akan mendapati penjelasan Paulus tentang hal ini. Ia menyatakan bahwa batu karang, landasan ini, adalah Kristus. Jika Anda membangun di atas Kristus, Anda akan aman. Jika kehidupan Anda secara kokoh didasarkan pada-Nya, Anda akan selamat.
Apa arti membangun di atas Kristus? Artinya seluruh kehidupan Anda bergantung sepenuhnya kepada Dia, seluruh bangunan Anda bertumpu sepenuhnya pada landasan tersebut, pada batu karang tersebut. Anda menjalani kehidupan yang bergantung sepenuhnya kepada Kristus. Sama seperti rumah yang bertumpu sepenuhnya pada landasan, kehidupan Anda dibangun dengan Kristus sebagai landasannya. 

Tanyalah kepada diri Anda, "Apakah saya menjalani kehidupan yang bergantung sepenuhnya kepada Yesus? Di dalam setiap persoalan, kesukaran yang saya hadapi, apakah saya sepenuhnya mengandalkan Dia?" Jika Anda telah membangun hubungan yang kokoh dengan Tuhan, rumah Anda tidak sekadar berdiri di atas batu, ia tertanam di batu itu. Dengan kata lain ia "berakar di dalam Kristus", meminjam istilah yang dipakai oleh Paulus dalam Kolose 2:7.
Apa artinya menggali sampai dalam ke dalam Kristus? Hal ini berarti arah tujuan hidup Anda - Anda melangkah ke arah Kristus, ke dalam Kristus. Anda tidak puas dengan hubungan yang dangkal dengan-Nya, dan Anda melangkah memasuki hubungan yang lebih mendalam lagi ke dalam kehidupan Kristus. Ini berarti Anda bergerak mendekati Kristus setiap hari. Anda tidak akan dapat membangun rumah tanpa adanya upaya untuk itu. Tanyakanlah diri Anda dengan jujur, "seberapa besar tenaga telah saya curahkan untuk menggali ke dalam Kristus minggu lalu? Berapa banyak waktu yang saya pakai untuk merenungkan firman Yesus? Berapa banyak waktu yang saya pakai untuk duduk merenung dan mendalami FirmanNya? Berapa banyak waktu yang saya pakai untuk bersekutu dan mendekatkan diri dengan-Nya?"

Banyak orang yang dapat menghabiskan berjam-jam bersama kekasih mereka dan itu semua hanya terasa seperti baru lima menit saja. Akan tetapi menghabiskan waktu lima menit bersama Yesus terasa seperti berjam-jam bagi mereka. Bagaimana Anda dapat melangkah lebih jauh ke dalam Kristus, jika Anda tidak tertarik pada Firman-Nya atau jarang sekali mendekat kepada-Nya dalam doa? Anda adalah orang Kristen yang akan tersapu oleh angin dan banjir. Pada waktu kesukaran datang, Anda akan tersapu lenyap.

Ini adalah kasus yang terjadi pada banyak orang Kristen di China. Pada waktu komunis datang, iman mereka hancur. Banjir datang dan mereka tersapu banjir. Namun dalam kehidupan beberapa orang dari mereka, iman mereka malah mengalami pertumbuhan pada waktu itu. Mereka mendadak bermekaran dengan kekuatan yang tidak pernah kita lihat sebelumnya. Seolah-olah banjir tersebut justru menyuburkan akar mereka, dan mereka betumbuh dengan pesat.

Banjir yang menyapu mereka yang tidak taat ternyata juga menyelamatkan mereka yang taat. Air bah pada jaman Nuh yang membanjiri dunia adalah juga air yang mengangkat dan menyelamatkan bahteranya. Air Laut Merah yang terbelah dan memungkinkan orang Israel, umat Allah, melaluinya adalah air yang juga membinasakan bala tentara musuh. Demikian juga banjir yang melanda semua orang Kristen yang memiliki iman yang dangkal adalah juga air yang menguatkan jemaat di China sehingga mereka dapat memperlihatkan kekuatan rohani yang sangat besar.

Karena hal ini menyangkut kesejahteraan abadi Anda, saya minta Anda mempertimbangkan baik-baik pertanyaan ini: Iman macam apa yang Anda miliki? Periksa apakah Anda sedang membangun iman di atas batu karang, yaitu Kristus, atau di atas pasir dunia ini.
Kita berurusan dengan hal-hal yang mempengaruhi kekekalan kita. Saya berdoa supaya pada saat hari itu - saat banjir datang melanda, saat yang tidak terelakkan itu - setiap dari kita akan dapat bertahan dan berdiri teguh. Ada saja orang yang berkata, "Mungkin banjirnya tidak akan datang." Jika seperti ini jalan pikiran Anda, maka cara Anda berpikir tepat sama dengan cara orang bodoh yang membangun di atas pasir itu. Dan pikiran seperti itulah yang mendorong dia untuk membangun di atas pasir. Karena ia pikir bahwa banjir tidak akan datang. 

Percayalah, banjir itu pasti muncul. Pastikanlah bahwa kehidupan Anda dibangun dengan landasan Kristus, bahwa Anda benar-benar percaya sepenuhnya kepada Dia dan menyerahkan diri Anda kepada-Nya, seperti rumah yang bertumpu kepada batu karang.

Dari 1 Korintus 3:10 dan seterusnya, Paulus menjelaskan bahwa sesudah membangun landasan, Anda harus segera membangun rumahnya. Apakah bangunan itu dapat bertahan, bergantung pada material yang Anda gunakan, jadi bukan hanya landasan saja yang harus selamat, bangunan di atasnya pun harus selamat. Dan bangunan macam apa yang akan selamat tergantung pada biaya yang Anda keluarkan untuk itu. Jika Anda membangun dengan bahan yang mahal seperti emas, perak atau batu berharga, maka ia akan bertahan 
 menghadapi segala macam ujian. Jika Anda membangun dengan bahan murahan, seperti yang banyak dilakukan oleh orang Kristen sekarang ini, maka ia tidak akan dapat bertahan. Dan ketika tiba saat penghakiman, Anda tidak akan memperoleh apa-apa.


Akankah Anda menyesal?
Saya harap mereka yang dapat bertahan menghadapi banjir tidak sekadar selamat saja - yaitu, tidak memiliki apa-apa lagi selain tangan yang kosong. Dengan kata lain, saya harap mereka tidak harus menghadap Allah dengan tangan hampa. Beberapa orang Kristen akan tetap diselamatkan, namun mereka akan menyesali kelalaiannya karena tidak membangun untuk masa depan. Pikirkanlah hal itu – apakah Anda ingin selamat dari banjir dan menghadap Yesus dengan tangan hampa. Pikirkanlah hari ketika Anda berdiri di hadapan Tuhan - dan setiap dari kita akan berdiri di hadapan-Nya - lalu Anda datang menghadap dengan tangan hampa. Apa yang akan terjadi?

Prinsip saya adalah, jalanilah hidup dengan tanpa adanya penyesalan. Orang yang rumahnya tersapu banjir akan sangat menyesal. Jalanilah hidup dengan cara sedemikian hingga Anda tidak perlu menyesalinya! Pastikanlah bahwa pada saat Anda berdiri di hadapan Yesus di hari itu, Anda tidak sampai berkata, "Seandainya saya menjalani hidup dengan cara yang berbeda!"

Terdapat orang yang sedang mempertimbangkan apakah untuk melayani Tuhan secara full time atau tidak. Dan jika mereka akhirnya memutuskan untuk tidak melayani Tuhan tapi mencari kehidupan yang lebih baik untuk diri mereka. Pikirkanlah pada hari itu, di saat Anda berdiri di hadapan Tuhan, apakah Anda tidak akan menyesalinya?


Source :
http://www.cahayapengharapan.org/khotbah/matius/texts/dua_macam_dasar.htm

Sunday, April 24, 2011

Hari - Hari



Dalam hidup ini hanya ada 3 hari, yaitu

Yang pertama;

Hari kemarin. (PAST)

Anda tak bisa mengubah apa pun yang telah terjadi.
Anda tak bisa menarik perkataan yang telah terucapkan.
Anda tak mungkin lagi menghapus kesalahan; dan mengulangi kegembiraan yang anda rasakan kemarin.
Biarkan hari kemarin lewat; lepaskan saja...

Yang kedua:

Hari esok. (FUTURE)

Hingga mentari esok hari terbit,
Anda tak tahu apa yang akan terjadi.
Anda tak bisa melakukan apa-apa esok hari.
Anda tak mungkin sedih atau ceria di esok hari.
Esok hari belum tiba; biarkan saja...

Yang tersisa kini hanyalah :

Hari ini. (PRESENT)

Pintu masa lalu telah tertutup;
Pintu masa depan pun belum tiba.
Pusatkan saja diri anda untuk hari ini.
Anda dapat mengerjakan lebih banyak hal hari ini bila anda mampu memaafkan hari kemarin dan melepaskan ketakutan akan esok hari.
Hiduplah hari ini. Karena, masa lalu dan masa depan hanyalah permainan pikiran yang rumit.
Hiduplah apa adanya.

Karena yang ada hanyalah hari ini; hari ini yang abadi.
Menyia-nyiakan Waktumu adalah menyia-nyiakan hidupmu, tetapi menguasai waktumu adalah menguasai hidupmu.

Perlakukan setiap orang dengan kebaikan hati dan rasa hormat, meski mereka berlaku buruk pada anda.
Cintailah seseorang sepenuh hati hari ini, karena mungkin besok cerita sudah berganti.
Ingatlah bahwa anda menunjukkan penghargaan pada orang lain bukan karena siapa mereka, tetapi karena siapakah diri anda sendiri

Jadi teman, jangan biarkan masa lalu mengekangmu atau masa depan membuatmu bingung, lakukan yang terbaik HARI INI dan lakukan SEKARANG juga !


Sumber : inspirasi

Source :
http://www.facebook.com/notes/setitik-embun-inspirasi/hari-hari/10150154960966218

Saturday, April 23, 2011

What Men Want in a Relationship



Written by Rinatta Paries

I have discovered a stark contrast between what each sex thinks the opposite sex wants from them, and what the opposite sex really does want.

What women think men want from them causes women to have resentment and anger toward men, and feel hopeless about ever developing a wonderful, warm, romantic partnership. What men think women want from them causes them much of the same feelings and frustration.
First aid for bruised heartsThe sad part is that it does not have to be this way, if only we would realize that both men and women are human beings first and pretty much want the same thing. But, you don’t have to take my word for this.
I asked a number of men and women who are actively involved in personal growth and development what they want from a partner in order to build a great relationship. You will find their answers unexpected. Discover what men said they want from women as contrasted with what women think men want. You’ll also find tips for women to give men what they want, attract a great man, and create a wonderful relationship.

1. Men want honest, timely, loving communication.
 Honest communication is top priority for men. They want a woman who answers questions honestly, and perhaps even volunteers information. They want a woman who confidently asks for her wants and needs to be met. They want a woman who can see the truth and tell it like it is while communicating with kindness. Men want a woman who can communicate without being too critical, who cares about preserving his and her dignity.

Women think men want them to be superficial, to keep quiet about their needs or wants, and never to ask for anything. Women think men believe them to be too needy and too sensitive, and that men simply want women to get over it. Some women believe they do not have the permission to tell it like it is, that they will be rejected for speaking up.

A tip for women
Great men want and need straightforward, courageous communication without anger or criticism. One way to attract a great man and build a satisfying relationship is to learn how to communicate your truth and needs effectively.

2. Men want self-sufficient, secure, confident women.
Men want a woman to choose them out of want rather than out of desperation — either materially or emotionally. Men need to be wanted and needed by their partners, but they want their partners to have a separate identity. Men want a woman to be active and independent, to have her own friends and interests.
On the other hand, men treasure time spend with a loving partner.
Women think men don’t want women to need them. Women think men do not need or appreciate time spent together as a couple. Women believe that showing a man he is needed will turn him off and
possibly make him run away.

A tip for women
Men want what women want — a whole partner. One powerful way to attract a great man and build a vibrant relationship is to create a full, rewarding life for your own fulfillment.

3. Men want a manipulation-free relationship.
Men want no manipulation of any kind. They do not want to read their partner’s mind or try to interpret signals. They do not want to be forced to move faster in a relationship than they are ready. They do not want to be manipulated into taking all the blame for things gone wrong. They do not want to be on the receiving end of game playing.
Women think men want little or no communication, and the only way to get needs met is through manipulation. Women think men either need or want to be reminded that the relationship needs to move forward. Women think men don’t want or value praise and acknowledgment, and so tend to only verbalize criticism.

A tip for women
Men will not tolerate manipulation of any kind for any significant length of time. To attract a great man and build a wonderful relationship learn to ask without hesitation for what you want and need in every area of your life. Learn to be aware of his timing and his time-line. Learn how to acknowledge and bestow praise.

4. Men want growth, personal responsibility, and ownership.
Men want a partner who can laugh at herself and who has courage and strength. They want a woman who can see her part in relationship dynamics and own it. She has to be emotionally stable. Men want a woman who is developing herself personally, and who takes responsibility for her emotional experience.
Women think men only want to have a good time. Women think men have no interest in developing and growing a relationship or developing and growing themselves. Women think men want women who are super models, and that they never consider whether a
woman is emotionally mature, kind, supportive, or loving.

A tip for women
Men want women who are emotionally mature. Maturity does not mean lack of emotions. It does mean the ability to handle emotions responsibly. To attract a great man and build a long-term relationship, learn to take responsibility for your emotional experience and expression.

5. Men want fidelity and a commitment to the relationship.
Fidelity is an absolute must. In fact, men want a woman who does not have a “roaming eye” and who can wholeheartedly commit to the relationship. Many may define commitment as fidelity plus the willingness to work on the relationship — even when the going gets tough.
Women think that all men want is sex, and that men will leave a relationship for the next prettier face. Women think men cannot be trusted to be faithful. Women believe men do not want to work on a relationship; that when the going gets tough, they run.

A tip for women
Here is great news for those women who are resigned to the myth that all men cheat: infidelity and “a roaming eye” are as distasteful to men as they are to women. Great men know how to build a wonderful relationship, and they know fidelity is the main ingredient.

6. Men want women who know how men need to be treated.
Many women treat men in ways that diminish their egos, making them feel inadequate. Men would rather have more praise, more acknowledgment of what they do right, more acknowledgment that they are great guys who are loved and appreciated.
Women think men do not need them, do not value their opinion, their support, their praise. Women also think men do not care about many things important to women, which is why they criticize. Criticism is a way to verbalize resentment.

A tip for women
Most men want acknowledgment and appreciation from women. Learning to acknowledge instead of making your partner wrong is one of the most powerful relationship survival tools available to you.

 Source :
http://powertochange.com/sex-love/menwant/ 

Friday, April 22, 2011

5 Elemen yang membuat pria sejati


Apakah Anda seorang pria? Apakah Anda sedang menyukai seorang wanita? Wanita pada umumnya mencari pria sejati. Seperti apakah pria sejati itu?

Jika Anda seorang pria yang sedang menyukai seorang wanita atau kalaupun Anda saat ini tidak sedang menyukai manapun, sangat penting bagi Anda menjadi pria sejati.

Ada 5 elemen yang membuat Anda layak untuk mengatakan diri Anda adalah pria sejati (LPPIC):

1. L-ead (memimpin).
2. P-rotect (melindungi).
3. P-rovide (menyediakan kebutuhan).
4. I-ntegrity (memiliki integritas).
5. C-ourage (memiliki keberanian).

Berikut ini penjelasan per butir untuk masing-masing elemen. Untuk mudahnya saya buat negasi (lawannya) dari bukan pria sejati untuk menantang Anda para pria berintrospeksi: 

1.    L-ead (memimpin).
  • Anda bukan pria sejati jika pasangan Anda harus terus membuat keputusan untuk Anda.
  • Anda bukan pria sejati jika Anda tidak mengenal Tuhan dan diri Anda sendiri dengan baik.
  • Anda bukan pria sejati jika Anda tidak mempunyai inisiatif.
  • Anda bukan pria sejati jika Anda seorang pengecut.
  • Anda bukan pria sejati jika Anda tidak memberikan standar yang dapat diikuti orang lain, baik secara spiritual, emosional, mental, dan fisik.
2.    P-rotect (melindungi).
  • Anda bukan pria sejati jika Anda tidak melindungi pasangan Anda.
  • Anda bukan pria sejati jika Anda hanya mementingkan diri sendiri.
  • Anda bukan pria sejati jika Anda tidak memikirkan keselamatan dan keamanan pasangan Anda.
  • Anda bukan pria sejati jika Anda bermain-main dengan perasaan dan hati seorang wanita.
  • Anda bukan pria sejati jika Anda tidak menyatakan minat dan arah dari hubungan yang Anda inginkan dari awal.
3.    P-rovide (menyediakan kebutuhan).
  • Anda bukan pria sejati jika Anda tidak menyediakan kebutuhan pasangan Anda.
  • Anda bukan pria sejati jika Anda malas bekerja.
  • Anda bukan pria sejati jika Anda menganggap wanita sebagai mainan, trofi, atau barang berharga.
  • Anda bukan pria sejati jika Anda murahan.
  • Anda bukan pria sejati jika Anda tidak mau berkorban.
4.    I-ntegrity (memiliki integritas).
  • Anda bukan pria sejati jika kata-kata Anda tidak bisa dipercaya.
  • Anda bukan pria sejati jika Anda tidak memegang janji Anda dengan teguh.
  • Anda bukan pria sejati jika Anda hanya bisa mengatakan sesuatu tapi tidak melakukannya.
  • Anda bukan pria sejati jika Anda tidak bersungguh-sungguh dengan kata-kata Anda.
  • Anda bukan pria sejati jika Anda memasuki suatu hubungan tanpa tahu hal yang Anda inginkan.
  • Anda bukan pria sejati jika Anda ingin memasuki suatu hubungan tanpa niatan untuk menikah.
  • Anda bukan pria sejati jika Anda tidak mengetahui pimpinan Tuhan dalam kehidupan Anda.
  • Anda bukan pria sejati jika Anda tidak mencintai dan menghargai pasangan Anda.
5.   C-ourage (memiliki keberanian).
  • Anda bukan pria sejati jika Anda tidak berani mengambil risiko.
  • Anda bukan pria sejati jika Anda tidak memiliki keberanian melakukan hal yang mustahil.
  • Anda bukan pria sejati jika Anda pengecut, penakut, dan takut akan kegagalan.
  • Anda bukan pria sejati jika Anda terpenjara oleh pemikiran Anda sendiri dan hal yang orang lain pikirkan tentang Anda.
  • Anda bukan pria sejati jika Anda selalu ingin menjadi people pleaser, bukannya God pleaser (orang yang ingin menyenangkan orang lain, tetapi bukan menyenangkan Tuhan).
  • Anda bukan pria sejati jika Anda tidak bisa mengarahkan pasangan Anda untuk semakin dekat dengan Tuhan.
  • Anda bukan pria sejati jika Anda takut ketika menghadapi suatu tantangan dan mundur ketika menghadapi tantangan.
  • Anda bukan pria sejati jika Anda tidak mempercayai bahwa Tuhan sanggup menuntun Anda mengalahkan segala tantangan.
  • Anda bukan pria sejati jika Anda tidak berani untuk mengikuti Tuhan dalam menghadapi segala sesuatunya.
  • Anda bukan pria sejati jika Anda tidak hidup dalam kehormatan, keberanian, dan kebenaran.
  • Anda bukan pria sejati jika Anda mengharapkan pasangan Anda untuk melayani Anda, bukan Anda yang melayani pasangan Anda.
  • Anda bukan pria sejati jika Anda tidak dapat membuat pasangan Anda berada dalam kepenuhan kemuliaan dan rencana Tuhan.


“Menjadi laki-laki itu adalah karena dilahirkan, tetapi menjadi pria sejati adalah pilihan dan usaha”.

Source :
http://archaengela.wordpress.com/2010/10/16/menjadi-pria-sejati/

Thursday, April 21, 2011

Wednesday, April 20, 2011

Karakter yang dewasa



Ada banyak khotbah yang berbicara mengenai penyertaan Tuhan, mujizat, pengurapan Tuhan, terobosan, tapi sedikit sekali yang bicara mengenai karakter, padahal karakter adalah segala-galanya dalam hidup kita.
1 Timotius 4:12, Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.

 
Surat ini ditulis oleh Rasul Paulus kepada anak rohaninya, Timotius. Kita akan bedah ayat satu ini, tentang karakter yang dewasa.
Seorang yang sudah tua belum tentu secara otomatis karakternya dewasa. Tetapi sebaliknya, seorang yang masih muda, belum tentu dia tidak bisa menjadi dewasa dalam karakternya karena kedewasaan karakter tidak ada hubungan dengan usia. Kedewasaan karakter tidak ada hubungan dengan jabatan seseorang, pengalaman seseorang.
Kedewasaan karakter diukur dari penerimaan akan tanggung jawab.

 
Seringkali ada orang yang sudah tua, berpengalaman, punya jabatan, tapi ketika suatu saat digoncangkan, ternyata baru keluar karakter yang sesungguhnya. Gampang marah-marah, kecewa. Jangan terjebak dengan karakter seseorang waktu di gereja ataupun gelar yang sangat panjang. Ciri yang dewasa adalah berani mengambil tanggung jawab.
Orang yang memiliki karakter yang dewasa adalah calon pasangan hidup yang potensial. Karakter sangat penting!


Orang seperti sebatang pohon. Kadang orang lebih tertarik pada buahnya, penampilan luarnya. Ada yang lebih tertarik mengenai batangnya, berbicara mengenai kepribadian dan karismanya. Tapi ingat, sebuah pohon akan bisa menghasilkan buah yang banyak dan batang yang kuat, tergantung pada akar yang tidak kelihatan. Walaupun tidak kelihatan, tapi pondasi dan dasar hidup seseorang adalah karakter.
Alkitab katakan, segala sesuatu yang kelihatan adalah sementara, yang tidak kelihatan adalah kekal (2 Korintus 4:18).

Tiga tingkatan kedewasaan

Stephen R Covey dalam bukunya The Seven Habits of Highly Effective People, menuliskan ada tiga tingkatan kedewasaan:
  • Dependent (bergantung) – Bayi
Selalu merepotkan orang lain, selalu memerlukan orang lain menolong dia. Mungkin usianya sudah tua, tapi tipenya selalu dependen, bergantung pada orang lain, selalu membutuhkan bantuan orang lain, seperti bayi tidak bisa mandiri.
Bayi itu lucu, tapi kalau sudah 40-60 tahun, kelakuan masih seperti bayi, sedikit ditegur, menangis, tidak bisa kerja, tidak bisa merenungkan firman Tuhan sendiri, selalu merepotkan orang lain. Itu bukannya lucu tapi menyebalkan.
  • Independent (mandiri) – Muda
Dia bisa mandiri, bekerja, mencari nafkah sendiri, membaca firman Tuhan sendiri. Tapi dia selalu merasa paling hebat, tidak butuh orang lain, ego yang sangat tinggi-kecenderungan anak muda.
Susah kalau kita punya pasangan hidup yang egois. Bekerja dalam pelayanan susah kali kita selalu menemukan orang yang paling hebat. No way! Tidak ada seorangpun hebat, hanya Tuhan yang hebat! Orang yang pada tingkat independent sering berkata, "Tanpa aku semuanya tidak jalan!"
Sudah saatnya gereja Tuhan harus terbuka, jangan merasa diri karismatik yang paling hebat. Semua aliran gereja punya sesuatu yang dahsyat. Karena Tuhan yang paling hebat. Amin!
  • Interdependence (kesalingtergantungan) – Dewasa
Ketika Tuhan menciptakan Adam, Adam sudah mandiri dan bisa mengatur taman Eden sendiri. Tapi Tuhan katakan, tidak baik dia sendiri.
Orang yang interdependent itu saling tergantung. Prinsipnya selalu "saling". Selalu bicara mengenai teamwork. Dia sadar perlu istri, teman, suami. Di kantor, dia membangkitkan tim yang kuat. Ketika memimpin, dia akan membangkitkan pemimpin-pemimpin yang lain. Prinsipnya adalah tidak ada superman di dunia ini, tapi super team!
Dia bisa masuk dan membawa Yesus kepada pejabat-pejabat, kampus-kampus, di pabrik-pabrik dia bisa masuk ke segala kalangan, dan mendemonstrasikan Yesus adalah Tuhan dalam kehidupan dia.
Orang interdependen ini sangat supel, sangat suka bekerja dalam tim.
Berbahagialah yang masih singel yang bisa menemukan karakter yang ketiga, dewasa.
Sekarang banyak orang yang karismanya tinggi tapi karakternya hancur. Di kampus-kampus banyak mahasiswi yang bisa dipakai. Kenapa? Karena karismanya tinggi tapi karakternya hancur.
Tubuh manusia adalah contoh kesalingtergantungan yang paling nyata. Untuk saling menelepon saja orang bergerak di seluruh tubuhnya.
Stephen Covey mengarang buku ini dan saya yakin seratus tahun lagi tidak akan ada buku sekuler yang bisa mengalahkan buku yang membahas mengenai karakter ini. Covey mengambil ini semua dari Alkitab.
Prinsip alkitab adalah prinsip saling! Saling membantu, mendoakan, mengokohkan, memberi, mengaku dosa. Prinsip saling adalah prinsip kesalingtergantungan. Orang yang dewasa bisa membangun teamwork karena karakternya sudah dewasa.

Lima ciri orang yang dewasa

 Ada 5 ciri orang yang dewasa yang dituliskan Paulus dalam 1 Timotius 4:12:

  • Perkataan
  • Tingkah laku
  • Kasih
  • Kesetiaan
  • Kesucian 

    Perkataan

    Apakah selama ini kata-kata kita membangun atau meruntuhkan seseorang? Dalam komsel, dalam COOL, coba sharingkan apakah dalam seminggu ini banyak kata-kata kita yang membangun atau meruntuhkan? Betapa sangat penting kata-kata yang kita ucapkan setiap hari. Kalau kita mau melihat orang dewasa atau tidak, harus dilihat dari kata-kata yang diucapkan dalam hidupnya sehari-hari.

    Tingkah laku

    Ada banyak orang dalam hidup ini tingkah lakunya selalu reaktif.
    Reaktif adalah membiarkan pengaruh-pengaruh dari luar mengendalikan respon mereka. Mereka menjadi korban keadaan. Ketika menghadapi sesuatu yang tidak enak, langsung responnya reaktif, tidak enak, menyalahkan keadaan. Orang reaktif tingkah lakunya dikendalikan keadaan. Tidak dikasih senyum saja oleh Satpam, seharian kesal. Kalau keadaan pasar sedang bagus, dia semangat sekali. Kalau pasar sedang jelek, dia juga terbawa, jadi korban keadaan. Kalau suami sedang baik, dia senang, kalau suami sedang tidak baik, dia juga sama, terbawa. Orang yang reaktif selalu jadi korban keadaan dan tidak dapat bertumbuh.
    Orang yang reaktif lawannya adalah proaktif.
    Orang yang proaktif responnya didasarkan atas pilihan-pilihan bertanggung jawab yang dilandasi prinsip-prinsip keadaan, mereka selalu mempengaruhi keadaan. Dia memilih untuk tetap menang, berjuang, mempengaruhi keadaan. Orang-orang proaktif adalah para transformer di dunia ini. Coba renungkan apakah kita mudah dipengaruhi keadaan atau mempengaruhi keadaan.
    Kalau kita belajar Alkitab, prinsip-prinsip ini sangat dahsyat sekali. Paulus, ketika menulis surat kepada jemaat di Filipi, dia sedang dalam keadaan terpasung di penjara, tanpa harapan. Tapi dari penjara, dalam kesepian, seharusnya Paulus katakan bersedihlah senantiasa, berdukacitalah senantiasa, dan matilah saya, karena keadaannya memang tidak baik. Tapi ternyata dalam keadaan seperti itu dia justru katakan bersukacitalah senantiasa, berdoalah senantiasa! (1 Tesalonika 5:16-18; Filipi 4:4) Paulus tidak dipengaruhi oleh situasi dan kondisi. Dia punya Tuhan yang memberikan kekuatan bagi hidup dia.


    Berikut adalah contoh bahasa orang yang reaktif dan proaktif:
     
    Bahasa reaktif
    Bahasa proaktif
    Aku sedih tidak bisa sekolah karena tidak ada biaya, aku miskin, hidupku sudah habis.
    Memang papa mama saya miskin, memang keadaan tidak baik, tapi aku memilih untuk tetap sekolah. Aku akan memberikan les tambahan, aku akan jadi salesman, aku akan tetap sekolah!
    Hatiku hancur dia khianati aku, aku tidak percaya ada cinta sejati. Aku tidak akan pernah percaya lagi pada pria, semua pria adalah bajingan!
    Memang saya hancur ditinggalkan kekasih saya, tapi aku memilih tetap bersyukur, karena aku percaya suatu saat Tuhan pasti memberi pasangan yang terbaik.
    Aku pesimis bisa berhasil dalam pekerjaan, bos-ku di kantor pilih kasih.
    Memang bosku pilih kasih, tapi aku memilih bekerja dengan rajin dan inovatif karena yang harus berubah bukan orang lain, tetapi diri sendiri. Aku bekerja untuk Tuhan bukan untuk manusia. Kalau aku bekerja dengan sungguh-sungguh, dengan segenap hati jiwa dan kekuatan, aku percaya promosi itu datangnya dari Tuhan yang menciptakan langit bumi dan segala isinya.

    Gara-gara pekerjaanku sibuk, aku tidak bisa bertumbuh dan melayani Tuhan
    Memang aku sibuk, tapi aku memilih menyediakan waktu khusus untuk saat teduh dan melayani. Melayani bukanlah beban tetapi anugerah Tuhan.


    Orang reaktif selalu menyalahkan dan menyesali keadaan, tapi yang proaktif percaya bahwa Tuhan bisa memberikan mujizat-mujizat! Orang proaktif selalu cari jalan keluar, mempengaruhi keadaan.
    Kalau kita bisa melayani, itu bukan karena kita mau, tapi anugerah Tuhan. Orang proaktif memilih untuk selalu mengambil kesempatan yang Tuhan berikan. Orang proaktif tidak terpengaruh keadaan.
    Ada sebuah ilustrasi, di Puncak ada Kijang Innova dengan truk yang hampir tabrakan di sebuah kelokan. Supir truk berteriak "Sapi!" Supir Innova sambil melaju menjadi panas dan membalas, "Kalau saya sapi, kamu kotoran sapi!" Di depannya, ternyata ada sekawanan sapi dan benar-benar dia tabrakan dengan sapi dan harus masuk rumah sakit. Ternyata supir truk tadi bermaksud baik untuk memberitahu bahwa ada sapi di depannya, tapi dia reaktif dan akhirnya tabrakan.
    Orang proaktif melihat di semua peristiwa ada tangan Tuhan yang turut bekerja mendatangkan kebaikan.

    Kasih

    Dalam kasih, segala sesuatu dilakukan untuk kebaikan orang lain, walaupun mengorbankan diri sendiri. Kasih bentuknya adalah memberi.
    Yohanes 3:16, Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

     
    Kebalikannya, hawa nafsu, segala sesuatu dilakukan untuk memuaskan diri sendiri, walaupun mengorbankan orang lain. Hawa nafsu bentuknya adalah mengambil.
    Orang yang hawa nafsu, tidak senang melihat orang lain lebih sukses, tidak bersukacita kalau orang lain dipakai Tuhan. Orang yang memiliki kasih, dia mau memberi kesempatan dan encourage orang lain supaya lebih maju dalam hidupnya. Mari punya karakter kasih dalam hidup kita.
    Kalau seorang pria mengambil kegadisan pacarnya, itu bukan kasih tapi hawa nafsu. Karena kasih akan menjaga pasangannya sampai pernikahannya diberkati Tuhan.
    Karakter akan terlihat dalam kasih dan kesetiaan.

    Kesetiaan

    Kesetiaan kelihatan pada saat situasi dan keadaan yang tidak baik, tidak ada yang melihat/memuji, tetapi tetap melakukan tugasnya dengan tekun. Alkitab katakan, setiap pada perkara kecil! Walaupun bos tidak melihat, tapi tetap bekerja dengan tekun.
    Kalau anak kecil tidak bisa setia, gampang sekali bosan. Salah satu ciri orang yang tidak dewasa adalah tidak setia. Di dunia ini sangat banyak orang pintar dan hebat, tapi orang yang setia dan jujur sangat susah menemukannya. Tapi saya percaya, di gereja ini banyak orang yang setia dan jujur! Haleluya!
    Seorang suami harus setia. Banyak figur yang terkenal dan hebat, tapi gonta-ganti pasangan. Kesetiaan itu teruji oleh waktu, ketika tidak ada seorangpun yang memuji kita, bertepuk tangan untuk apa yang kita kerjakan. Orang yang setia pada hal yang kecil, satu saat Tuhan akan berikan perkara yang besar bagi hidup dia.
    Daud waktu akan berperang esoknya melawan Goliat, dia sedang menggembalakan domba-dombanya. Sebelum pergi, dia titipkan dulu domba-dombanya yang mungkin hanya sedikit itu kepada penjaga yang lain. Daud sejak kecil telah setia akan perkara yang kecil.
    Generasi muda harus diajarkan bahwa tidak ada yang instan dalam hidup ini. Kesetiaan itu harus teruji oleh waktu. Siapa yang suka gonta-ganti pacar? Orang yang setia akan setia sampai mati kepada pasangan hidupnya. Hanya maut yang bisa memisahkan.
    Andai semua orang Kristen setia pada pelayanan, pasangan, dan pekerjaannya, maka nama Tuhan dipermuliakan. Karakter kita adalah kehidupan kita sendiri.

    Kesucian 

    Kesucian adalah originalitas (genuine) hati yang tulis dan transparan.


    Penutup

    1 Timotius 4:12 berbicara tentang kedewasaan. Ada 5 hal ciri kedewasaan yaitu:
    • Perkataan. Mari latih perkataan kita. Seminggu ini katakan kata-kata positif.
    • Tingkah laku. Tingkah laku itu tidak reaktif tapi proaktif dan mempengaruhi keadaan. Jangan gampang marah, gampang kecewa.
    • Kasih. Kasih, bukan hawa nafsu. Kasih adalah memberi, membangkitkan orang lain, encourage orang lain.
    • Setia. Bertobat kalau ada yang tidak setia pada pasangannya. Ini adalah ciri buah Roh Kudus.
    • Kesucian.
    Kalau Saudara praktekkan 5 ciri ini, maka akan ada mujizat dan nama Tuhan akan dipermuliakan!
    Kumau seperti-Mu Yesus,
    disempurnakan selalu
    Dalam seg'nap jalanku
    memuliakan nama-Mu

    Source : 
    http://dbr.gbi-bogor.org/wiki/Khotbah:Karakter_yang_dewasa

    Tuesday, April 19, 2011

    Wanita bijak yang berhikmat



    “Perempuan yang bijak mendirikan rumahnya, tetapi yang bodoh meruntuhkannya dengan tangannya sendiri.” Amsal 14:1

    Marilah kita bersama-sama belajar tentang wanita dan apa yang firman Tuhan katakan dalam hal ini. Wanita, tidaklah hanya berbicara soal jenis kelamin, tetapi juga gereja Tuhan yang digambarkan di dalam firman Tuhan sebagai mempelai wanita, dan Tuhan Yesus sebagai mempelai gereja-Nya.

    Ayat di atas tidak hanya berbicara soal di dalam berumah tangga, tetapi juga soal gereja. Wanita yang bijak akan membangun rumah Tuhan di dalam hidupnya!

    “Orang yang bijak lebih berwibawa dari pada orang kuat” (Amsal 24:5A)

    “"Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.” (Matius 7:24-25)

    Sesuai dengan firman Tuhan, wanita yang bijak adalah wanita yang membangun kehidupannya di atas dasar ketaatan kepada firman Tuhan.

    Berikut adalah karakteristik dari wanita bijak:

    1. Mencintai firman Tuhan
    “Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.” (Lukas 1:38)

    Contohnya: Maria ibu Yesus dan juga Maria saudara Lazarus (Lukas 10:38-42).

    2. Suka berdoa
    “Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita” (Efesus 3:20)

    Contohnya: Ratu Ester dan Hanna

    3. Beriman

    “Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu.” (2 Timotius 1:5)

    Contohnya: Eunike dan Lois

    4. Bertanggung Jawab
    Ukuran kedewasaan seseorang itu dinilai dari tanggung jawab yang diambil nya.



    Apakah penghalang-penghalang untuk menjadi wanita yang bijak?


    1. Tidak mengetahui identitas sebagai wanita dihadapan Tuhan
    “Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isterimu, sebagai kaum yang lebih lemah! Hormatilah mereka sebagai teman pewaris dari kasih karunia, yaitu kehidupan, supaya doamu jangan terhalang.” (1 Petrus 3:7)

    Jika seorang wanita tidak mengetahui identitasnya di hadapan Tuhan maka ia cenderung akan menjadi rencah diri (minder), suka membandingkan diri dengan orang lain, menghakimi orang lain yang mempunyai kelebihan, dan juga tidak memiliki kepercayaan diri.


    2. Berpusat pada hal-hal lahiriah
    Wanita yang berpusat pada hal-hal lahiriah adalah mereka yang mempunyai perhatian yang berlebihan terhadap penampilan luar. Mereka sangat bergantung pada barang-barang yang bermerek dan gagal mengembangkan kecantikan batiniah. Selain dari pada itu, wanita yang seperti ini suka berbicara untuk menarik perhatian orang lain.

    3. Hidup dalam kesia-siaan
    Tanda dari pada wanita yang hidup di dalam kesia-siaan adalah mereka cenderung tidak puas dengan apapun juga, suka gosip dan suka mengasihani diri sendiri. 



    Source :
    http://www.rocksydney.org.au/sermon/?id=95

    Monday, April 18, 2011

    365 Days of LOVE : Day 284 ~ THE 5 Pillars Of MANHOOD (How Men Should Love & Respect Women)



    WE NEED MEN OF GOD WHO WILL LOVE & RESPECT WOMEN OF FAITH...NEXT STOP "MANHOOD"

    Women don’t want to marry boys, they want to marry men. Women don’t want boys they have to put up with, clean up after and take care of, they want to be lead, pursued and taken on an exciting life adventure. If you go to most of the churches in the Western world today, you will find that there are very few spiritual men, instead there are many spiritual women. It’s disappointing, but I hear it from women of faith all the time, “Pastor Jaeson, where are the godly men?”

    Today, a good brother and leader in our GBS community Daniel Ra explained what God showed him to be the “5 Pillars of Manhood” in how men must love, respect and serve women. It was enlightening and reinforcing from what I have been teaching men for years when it comes to pursuing a woman of God… of course none of us are perfect, we all have our mistakes, but we must each strive to be better and greater than what we were before yesterday, everyday making an effort to be more like God, to be just like Jesus, to be a man of faith and honor.

    The 5 Pillars of Manhood…

    1. Lead - A man must be a leader in a relationship, in a marriage, in a family. There are no excuses. A woman doesn’t want to make the decisions for her man, she wants her man to lead in the relationship. A man must take initiative. A man of God is leader, not a follower, a servant, not a slave, a hero not a coward. A man of God knows God and therefore knows himself. He should be the leader spiritually first, emotionally, mentally and physically he should set the standard for others to follow.

    2. Protect - A real man of God will protect his partner. That means he is willing to lay down his very own life, needs and wants for the protection of the one he loves. Every decision he makes when it comes to a relationship has her protection in mind.
     A woman needs to feel secure, that she is protected and safe with her man. She doesn’t need to second guess, wonder if she will be okay, or have her heart and mind played with.

    A real man of God will not only protect his woman physically, but also mentally, emotionally and spiritually. He always has the highest good in his mind for her safety, well being and wholeness. This is for the Christian guys out there, don’t emotionally rape a sister, play with her heart and tell her you are just her brother or friend. That is BS. Man up. You either pursue a woman of God because she is God’s precious creation, or you don’t try touching it at all, or play with their hearts emotionally, unless you are willing to be up front and clear with your intentions and the direction of the relationship from the start. Emotional rape is as painful to a woman as physical rape. Women are emotional beings and their hearts are not to be played with. Protect your sisters heart.

    3. ProvideA real man of God will do whatever it takes to provide for his significant other. That means monetarily in finances, in basic needs and as well as what she desires. When a man asks a father for his daughter in marriage, the father will not ask, “How are you doing spiritually first?” No, the first thing the father will ask is, “How will you provide for my daughter?” Because part of being and becoming a man is providing for others, especially your wife and children. If a man can’t provide, he isn’t a man. God gave us hands and we must put our hands to work, no excuses to be lazy, God made us to rule the earth. Women are not be treated as toys, trophies or a luxury item, women are God’s highest creation, the very image of God.

    I tell men all the time, “Treat your woman like a queen and you will live like a king.” Don’t be cheap brothers, you need to go all out when it comes to pursuing a woman. This is not a one time thing, but a continual practice. Women were created for beauty. They were created beautiful, to feel beautiful to be treated beautiful. You don’t handle a rose without care, it is the same with a woman of God, you treat her with the utmost care, honor and respect. Practically, that means you don’t take a woman to Denny’s on a first date, you take her to a place that hurts your wallet, but it’s worth it because she is worthy.

    Also, men must also provide for women emotionally. When a women asks you, “How are you doing?” She is really asking, “How are you being?” Meaning, what are you feeling, thinking, seeing, being about at the moment. To love a women we must provide at every level – basic needs all the way to providing for them mentally, emotionally and spiritually, if not their hearts will die. Be a man, provide for your women.

    4. IntegrityA true man of God is a man of his word. Too many men in our culture break promises, play with women’s hearts, date girls as if it was a game, and have no respect for women at all. This is disgusting. In old times, when a man said “You have my word!” that word was bond, it was as if an actual contract had been written, because your word was your reputation. How many men do we know today who say one thing, but do another? Men who do not keep their word, their promise or follow through with their verbal commitments. In our culture we don’t take words seriously, but in God’s world words are everything. Blessings and curses come out of the same mouth. What comes out of our mouths determines what is truly in our hearts.

    What a woman wants is a man of integrity. Someone who says what he does and does what he says. Someone they can trust at their word. So as a man you must come through. Words means nothing if they are not backed up with action. Don’t say sorry unless you mean it. Don’t say sorry unless you are able to back up your apologies with doing the right thing. Integrity is doing what is right, whether people are watching or not. Integrity is what you do when no one is looking. Does your woman trust you completely? If not, it is a question of integrity. Don’t tell a women you love her unless your love shows, words carry weight. They either carry false weight or real weight, a woman knows when a man means what he says.

    So live by your words, live by action, be a living proof of your values, convictions and commitments. Don’t get involved in a relationship unless you are sure this what you want and what God is leading you both to do. I’ve had my share of mistakes in the past, where I got into a relationship without thinking about the consequences, protecting my sisters heart and the fear of the Lord from the get go, I’ve had to make amends and face the results of my sin and foolishness. Trust me brothers, don’t do what I’ve done in the past, don’t play games, don’t feed your fleshly desires, rather seek God, seek the best interest of the one you are pursuing, be honest, forthright from the start about your commitment and your vision for the relationship and stick to your word. Be a man of integrity.

    If you pursue a women, it should be with the intentions of marriage. If not, stop playing yourself and her. It’s not about finding the right woman, it’s about being the right man. That starts with first knowing God in order to know yourself, then you will know how to love and respect a woman.

    5) Courage - You are not a man until you climb the great wall of China! This is what it says at the actual great wall. Well, I have climbed the Great Wall of China so I guess I must be more of a man than others, just kidding. What is the greater underlying message here? It is a message of courage. It is a message of adventure. A man of God is a man of courage, a man of adventure, a man who is willing to take risks and do the impossible. Men were born to live a life of great adventure. Men were created to fight battles. Men were created to rescue beauties. Men were created to live.

    Sadly, most men are not living. Most men are cowards, fearful and afraid of failure. Imprisoned by their own thinking and what others think about them. Many men are just boys waiting for their mother’s approval, or the approval of others in society. Most men I know are people pleasers, not God pleasers. They are more afraid of how others may reject them or not accept them if they choose to take the road less traveled.
    All men die, few men truly live.

    Women don’t want nice guys or good boys, women want men on a mission, men on adventure, men who are dangerous. This is why many women are drawn to bad boys because bad boys live with a sense of risk, danger, mystery and unknown. Men were created to live fearless and to live by faith. But if you walk into a church today what you find are a bunch of boys playing with their toys, working at predictable jobs — not their true callings, and living boring lives. It’s sad, but most guys get their sense of adventure from playing video games or watching TV, what happened to our men?

    A man of faith will sweep a woman of God off of her feet. He will challenge her to go the distance in God, in their relationship and in life. A man of courage is someone who in the face of fear still chooses to move forward with trust in God, setting out to obey God’s voice at whatever the cost, because that is what matters the most. We need men who have hearts fully alive, hearts full of passion and are on a mission to change the world. There is a high cost to being a man of courage, there is a price to pay if we want to be a real hero, it means we are willing to go against the grain, follow God against all odds and live a life of honor, courage and righteousness.

    When a woman finds a man of courage, it will encourage her to be all that God has created her to be. As a man, your goal is not how your woman can serve you, but how can you serve your woman? As a man, your goal is not how a woman can serve your destiny, but how can you do all that you possibly can to release the fullness of God’s glory and destiny in her.

    Men take the lead, protect at all costs, provide in every way, live by your word and live a life of adventure with the Holy Spirit — obey God, not man and you will be the man of God you were created to be — and your woman will love you for it.
    For God so loved the world that he gave his one and only Son, that whoever believes in Him shall not perish but have eternal life.


    Source :
    http://jaesonma.com/365-days-of-love-day-284-the-5-pillars-of-manhood-how-men-should-love-respect-women/