Wednesday, August 31, 2011

Tips Motivasi Mario Teguh, Part 4

Engkau yang harus mendamaikan hatimu,

Hindarilah membiasakan hatimu marah
dan menuduh kehidupan berlaku tidak adil,
karena
...kehidupan yang sama telah memuliakan banyak saudaramu,
yang keadaan awalnya lebih lemah daripada keadaanmu.

Ingatlah,

Kekacauan di sekitarmu
tidak akan menurunkan kualitas hidupmu,
jika engkau tidak mengijinkannya mengacaukan hatimu.

Semuanya terjadi dengan tujuan yang membaikkanmu.

Damaikanlah hatimu
dengan kesabaran dan kesetiaan kepada yang benar.
 
Wahai jiwa yang hening,

Jika bukan kasih sayang dan keindahan yang mewarnai hati,
wajah, dan cara-caramu, pasti bukan keindahan
yang kau lihat dan rasakan di dunia ini.
...
Yang akan kau rasakan adalah kekejaman.
Dan yang dikejami adalah kehidupanmu.

Maka indahkanlah hatimu dengan kasih sayang.

Karena,

Engkau adalah pena yang menuliskan cerita kehidupanmu sendiri.

Jika cerita yang kau pilih berisi kasih sayang dan keindahan,
maka tangan yang menggunakanmu adalah tangan Tuhan.

Semua keberhasilan terbaik Anda,
datang setelah kekecewaan besar
yang Anda hadapi dengan sabar.
...
Jika upaya Anda gagal,
Anda sudah berdoa dan meminta tolong,
sudah mencoba lagi tapi tetap gagal,
dan Anda pribadi yang jujur,
bekerja keras, dan patuh kepada Tuhan –
apalagi kah yang bisa Anda andalkan,
kecuali kesabaran?

Marilah kita memperkuat kesabaran kita.

Kesabaran adalah kekuatan hati
yang menghubungkan doa kita dengan hasil dari upaya kita.
 
Hati adalah tujuan pemuliaan,
...sebagaimana ia juga obyek perusakan.

Sesuci-sucinya hati, akan menjadi kotor
jika ia tidak dipelihara dan dibiarkan
bereaksi buruk terhadap fitnah.

Sekusam-kusamnya hati, akan memulia,
jika ia bereaksi terhadap fitnah dengan penuh kasih,
dan menyambut kebaikan dengan penuh syukur.

Tidak ada di antara kita yang suci.

Tapi, berupaya mensucikan diri itu indah.

Janganlah kau ragukan bahwa engkau
adalah jiwa yang dicintai Tuhan,
...dan tidak ada yang diinginkan-Nya
kecuali memuliakanmu.

Dia telah mengingatkanmu,
bahwa sesungguhnya engkau merugi,
jika engkau tak menghargai waktu.

Maka, jika besar harapanmu
untuk menjadi pribadi yang berharga,
hargailah waktu.

Dan tetapkanlah ini
sebagai hukum bagimu,
bahwa

Hargamu hanya sebanding
dengan penghargaanmu terhadap waktu.
 
Janganlah Kau biarkan jiwa yang mencintai-Mu ini
terlunta dalam hidup yang hampa kelembutan
dari jiwa baik yang memuliakanku sebagai belahan jiwanya.
...
Aku tahu bahwa cintaku kepada-Mu
seharusnya damai dengan dirinya sendiri.

Tapi … Engkau perintahkan aku
tuk meminta kepada-Mu, dan yang kuminta ini
telah lama kubisikkan melalui getar bibir dan air mataku.

Tuhan, sandingkanlah aku dengan belahan jiwaku.

... bahagiakanlah aku …
Sadarilah,
Anda tidak mungkin berhasil
menyenangkan semua orang.

Akan selalu ada orang yang tidak puas,
...tidak setuju, dan bahkan tidak menyukai Anda.

Maka,
janganlah ijinkan kritik dan komentar miring
dari orang lain mengkhawatirkan Anda.

Berfokuslah menjadi pribadi yang baik,
bukan pribadi yang jadinya tidak seimbang
karena berusaha menyenangkan orang tidak baik.

Berbahagialah dengan diri baik Anda.

Sesungguhnya, kebaikan yang Anda lakukan
adalah untuk kebaikan Anda sendiri.
Seorang yang peragu
berlaku seperti orang yang berjalan
maju dan mundur.

Betapa cepat pun dia bergerak,
dia tak akan sampai di mana pun.

Orang yang merangkak dalam keraguannya
dan tidak segera hidup dengan ketegasan
untuk memutuskan,
akan tersiksa dalam kegelisahan.

Kegelisahan adalah perilaku hati
yang geram karena kita menghindari
yang seharusnya kita lakukan.

Putuskan dan segera lakukan.

Ketegasan adalah fitrah kepemimpinan.
Kita memulai semua ini
dengan jatuh cinta,
tapi kemudian lupa bahwa
kita harus meneruskan
rasa cinta itu dalam keikhlasan
...
untuk memuliakan satu sama lain.

Sehingga kita lebih mudah berselisih
daripada saling mesra.

Marilah kita sadari
bahwa keindahan hidup ini
sangat bergantung kepada
keindahan suasana hati kita,
hati pasangan hidup kita, dan
hati setiap anggota keluarga kita.

Marilah kita merayakan
kasih sayang dalam keluarga kita.

No comments:

Post a Comment