Monday, September 19, 2011

Seasons Of Ups And Downs / Masa Pasang Surut



A time to weep, and a time to laugh; a time to mourn, and a time to dance.Ecclesiastes 3:4

Most of us would agree that life has its ups and downs. Wise King Solomon believed this and reflected on our responses to fluctuating circumstances. In Ecclesiastes, he wrote: “To everything there is a season, a time for every purpose under heaven: . . . a time to weep, and a time to laugh; a time to mourn, and a time to dance” (3:1-4).

Solomon’s father, David, was called “a man after [God’s] own heart” (1 Sam. 13:14; Acts 13:22). Yet David’s life illustrates how life is filled with seasons of ups and downs. David wept over his and Bathsheba’s first child who was fatally ill (2 Sam. 12:22). Yet he also wrote songs of praise and joyous laughter (Ps. 126:1-3). With the death of his rebellious son Absalom, David experienced a time of deep mourning (2 Sam. 18:33). And when the ark was brought to Jerusalem, David, in spiritual ecstasy, danced before the Lord (2 Sam. 6:12-15).

We do a disservice to ourselves and others when we portray the Christian life as peaceful and happy all the time. Instead, the Bible portrays the believer’s life as consisting of seasons of ups and downs. In what season are you? Whether a time of joy or sadness, each season should motivate us to seek the Lord and trust Him.


Dear Lord, help us to turn to You not only in sadness
but also in joy. We know You give us both good times
and bad to draw us to You and help us grow.
May we learn to trust You in all seasons of life. Amen.



Every season needs faith to get us through it.


Amen
_____________________________________________________________

Ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari.
—Pengkhotbah 3:4

Sebagian besar dari kita pasti setuju bahwa hidup ini penuh dengan pasang surut. Raja Salomo yang bijaksana mempercayai hal ini dan merenungkan apa reaksi kita terhadap kondisi zaman yang berubah-ubah. Dalam kitab Pengkhotbah, Salomo menuliskan: “Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya: . . . ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari” (3:1-4).
Daud, ayah Salomo, adalah “seorang yang berkenan di hati [Tuhan]” (1 Sam. 13:14; Kis. 13:22). Meski demikian, kehidupan Daud menggambarkan bagaimana hidup ini memiliki masa pasang surutnya. Daud menangisi anak pertamanya dengan Batsyeba yang sakit parah hingga meninggal (2 Sam. 12:22). Namun, Daud juga menulis nyanyian yang penuh pujian dan tawa sukacita (Mzm. 126:1-3). Mendengar kabar kematian Absalom—anaknya yang memberontak—Daud masuk dalam masa duka yang mendalam (2 Sam. 18:33). Dan ketika tabut perjanjian dibawa ke Yerusalem, dalam kegirangan jiwanya, Daud menari-nari di hadapan Tuhan (2 Sam. 6:12-15).


Kita akan merugikan diri sendiri dan orang lain ketika kita menggambarkan kehidupan Kristen sebagai kehidupan yang selalu damai dan gembira setiap saat. Sebaliknya, Alkitab menggambarkan bahwa hidup orang percaya akan mengalami masa-masa pasang surut. Dalam masa apakah Anda sekarang? Baik dalam waktu senang ataupun susah, setiap masa seharusnya memotivasi kita untuk mencari Tuhan dan mempercayai-Nya. —HDF

Tuhan, tolong kami untuk datang kepada-Mu dalam duka maupun
suka. Kami tahu Engkau memberi kami masa baik dan buruk untuk
mendekatkan kami pada-Mu dan menolong kami bertumbuh. Kiranya
kami belajar mempercayai-Mu di setiap masa hidup kami. Amin.
Dalam setiap masa, kita memerlukan iman yang memampukan kita melaluinya.

No comments:

Post a Comment