Kadang kala kita sulit bercermin dengan benar, jika rohani kita sudah berada ditingkat paling tinggi dari suatu tingkat kerohanian yang biasa dikenal oleh orang Kristen pada umumnya.
Kita sulit menerima teguran orangm tetapi senang menegur orang. Sulit baginya untuk melihat ke bawah, walaupun untuk beberapa saat saja. Yang ada di otaknya cuma satu hal, bagaimana caranya ia menjadi cermin bagi orang lain.
Cermin yang hampir setiap hari digunakan orang untuk mengaca apakah wajah dan penampilan mereka sudah sempurna. Sayangnya ia lupa bahwa meskipun dia itu cermin yang dianggap teladan yang pas bagi orang lain, ia sendiri setiap hari perlu dibersihkan dari segala macam kotoran yang menempel di tubuhnya itu. Sebab jika ia terlalu sibuk dengan tugasnya, dan ia lupa memelihara dirinya sendiri, maka setiap hari debu yang menempel pada tubuhnya bertumpuk dan menutup kata hatinya. Akhirnya ia tumbuh menjadi "alat", tidak lebih dari itu !
No comments:
Post a Comment