Kemenangan orang beriman tidak dapat dilepaskan dari kesetiaan terhadap komit-mennya akan Allah. Kesetiaan ini bukan sesuatu yang ”given”, atau datang dengan sendirinya, tetapi harus diupayakan dan ditumbuhkembangkan. Sebab orang yang setia tidak dilahirkan tetapi dibentuk. Ada upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk menjadi seorang yang taat sehingga kelak menjadi pemenang iman.
Pertama, kesetiaan harus dimulai dari perkara-perkara kecil.
Untuk berjalan seribu langkah, kita harus memulai dengan satu langkah. Untuk menjadi seorang mahasiswa, kita harus mulai dari Sekolah Dasar. Begitu juga dalam hal kesetiaan. Tuhan Yesus sendiri pernah berkata, "Barang siapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar." (Lukas 16:10).
Sulit mengharapkan seseorang dapat tetap teguh dan setia menghadapi berbagai kesulitan hebat, kalau janji saja seringkali tidak ditepati. Sulit mengharapkan seseorang bisa dengan gagah berani bertahan menghadapi tantangan dan ancaman demi imannya kalau, misalnya, ke gereja saja jarang dan malas-malasan, baca Alkitab atau berdoa saja sesekali kalau lagi mau.
Kedua, kesetiaan harus diperjuangkan.
Ada harga yang harus dibayar. Untuk setia ke gereja, membaca Alkitab, berdoa dan melakukan tanggung jawab lain sebagai orang beriman, kerap kita harus berjuang melawan kemalasan, keengganan, rasa lelah. Bahkan kita juga harus berjuang menghadapi banyak rintangan yang datang dari luar diri kita, mungkin cuaca yang buruk, acara bagus di TV, atau berupa sikap tidak simpatik dari orang lain.
Tetapi memang justru di situlah letaknya arti mengikut Kristus, seperti yang dikatakan-Nya, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salib dan mengikut Aku.” (Markus 8:34). Menyangkal diri berarti menahan diri dari segala keinginan yang secara lahiriah enak dan menyenangkan. Memikul salib tidak hanya berarti dalam perkara besar, tetapi juga dalam keseharian, yaitu ketika kita mau melakukan sesuatu yang tidak kita senangi tetapi toh harus dilakukan sebagai bagian tanggung jawab hidup beriman kita.
Ketiga, kesetiaan kerap juga mengandung risiko;
Mungkin berupa cemoohan dan ejekan, mungkin jadi sulit naik pangkat, mungkin juga pengucilan. Tetapi tidak usah kecil hati, Tuhan tidak akan mengecewakan orang-orang yang setia kepada-Nya. Pemazmur menulis, "Tuhan menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepadaNya. Apabila ia jatuh, tak sampai tergeletak. Sebab Tuhan menopang tangannya." (Mazmur 37:23).
Orang yang hidupnya berkenan kepada Tuhan bukan berarti tidak bisa jatuh atau mengalami kesulitan. Bisa saja. Selama hidup di dunia siapa pun tidak lepas dari jatuh bangun. Tetapi sejatuh-jatuhnya orang yang hidupnya berkenan kepada Tuhan, mereka tidak akan sampai tergeletak sebab Tuhan menopang mereka. Oleh karena itu bagi orang
yang setia kepada Tuhan akan selalu tersedia mahkota kemenangan.
Source :
http://gpbb.org/main/index.php?option=com_content&view=article&id=204:kesetiaan-kunci-kemenangan-orang-beriman&catid=15:renungan-minggu-ini&Itemid=58
No comments:
Post a Comment