Ketika mengalami ketidakadilan, kita mempunyai hak istimewa dan tanggung jawab sebagai pengikut Kristus untuk menanggapinya dengan penuh kejujuran dan integritas, dan terus melakukan apa yang benar, adil, dan tidak memihak.
Anda pikir perkataan atau perbuatan Anda begitu sederhana,
Dan apa yang Anda ucapkan hampir tak berarti;
Namun, Allah bisa memakai benih yang Anda taburkan
Dan memeliharanya hingga benih itu berbuah.
Dalam tahapan kehidupan apa pun—masa kecil, masa muda, paruh baya, atau masa senja kita—hidup selalu memberikan kepada kita kesempatan untuk bertumbuh dalam iman dan hikmat. Menghitung hari-hari kita merupakan sikap yang bijaksana untuk menghadapi laju hidup yang tak terelakkan.
Standar yang tepat bagi kondisi rohani kita adalah kualitas kehidupan kita, yang diukur melalui sifat-sifat seperti kerendahan hati, kelemahlembutan, dan kesabaran (Ef. 4:2). Menunjukkan kasih “dalam hal saling membantu” (ay.2) merupakan indikasi yang baik bahwa kita sedang bergerak menuju ke maksud yang ditetapkan Allah bagi kita.
Menantikan Tuhan adalah seperti menantikan sebuah bis yang akan datang. Kita tahu bahwa bis itu akan datang; kita hanya tidak tahu kapan persisnya. Demikian juga, pada saatnya pertolongan Tuhan pasti akan datang.
Tuhan, kami adalah milik-Mu, Engkaulah Allah kami;
Kami telah diciptakan dengan begitu ajaib;
Dalam setiap dan seluruh bagian tubuh kami
Engkau perlihatkan kasih, hikmat, dan kuasa-Mu.
Kita tidak dapat menyelesaikan pertandingan iman dengan kekuatan kita sendiri. Kita hanya dapat melakukannya dengan jalan bergantung sepenuhnya kepada Yesus yang hidup dalam diri kita.