Sunday, October 16, 2011

Unknown Writer, Part 9 (BI)

Di mana Yesus memerintah, di sana tak ada ketakutan,
Tiada keraguan yang menggelisahkan, tiada air mata putus asa
Tiada laut bergelora ataupun badai menakutkan,
Yang ada hanyalah keheningan dan keteduhan.
 Roh Kudus berdiam di dalam kita jika kita telah menerima pengampunan dosa melalui Yesus. Dia rindu untuk mengubah kita supaya kita menjadi semakin serupa dengan Yesus. Marilah bekerja sama dengan Roh Kudus dengan membaca firman Allah dan bergantung kepada kuasa-Nya untuk menaati apa yang kita pelajari.
Kurangi aktivitas Anda dan abdikan diri Anda untuk mengenal Allah; biarkan firman-Nya menyingkapkan Diri-Nya kepada Anda. Bapa surgawi kita rindu untuk melewatkan waktu bersama anak-anak-Nya.
 Ketika mengalami ketidakadilan, kita mempunyai hak istimewa dan tanggung jawab sebagai pengikut Kristus untuk menanggapinya dengan penuh kejujuran dan integritas, dan terus melakukan apa yang benar, adil, dan tidak memihak.


Anda pikir perkataan atau perbuatan Anda begitu sederhana,
Dan apa yang Anda ucapkan hampir tak berarti;
Namun, Allah bisa memakai benih yang Anda taburkan
Dan memeliharanya hingga benih itu berbuah.


Dalam tahapan kehidupan apa pun—masa kecil, masa muda, paruh baya, atau masa senja kita—hidup selalu memberikan kepada kita kesempatan untuk bertumbuh dalam iman dan hikmat. Menghitung hari-hari kita merupakan sikap yang bijaksana untuk menghadapi laju hidup yang tak terelakkan.

Standar yang tepat bagi kondisi rohani kita adalah kualitas kehidupan kita, yang diukur melalui sifat-sifat seperti kerendahan hati, kelemahlembutan, dan kesabaran (Ef. 4:2). Menunjukkan kasih “dalam hal saling membantu” (ay.2) merupakan indikasi yang baik bahwa kita sedang bergerak menuju ke maksud yang ditetapkan Allah bagi kita.

Menantikan Tuhan adalah seperti menantikan sebuah bis yang akan datang. Kita tahu bahwa bis itu akan datang; kita hanya tidak tahu kapan persisnya. Demikian juga, pada saatnya pertolongan Tuhan pasti akan datang.
Ketika mencurahkan segala isi hati kita kepada Bapa, kita dapat mengalami kedamaian dan awal kesembuhan bagi hati kita yang terluka. Karena memang benar “tiada duka di bumi yang tak bisa disembuhkan oleh surga.”
Tuhan, kami adalah milik-Mu, Engkaulah Allah kami;
Kami telah diciptakan dengan begitu ajaib;
Dalam setiap dan seluruh bagian tubuh kami
Engkau perlihatkan kasih, hikmat, dan kuasa-Mu.

Kita tidak dapat menyelesaikan pertandingan iman dengan kekuatan kita sendiri. Kita hanya dapat melakukannya dengan jalan bergantung sepenuhnya kepada Yesus yang hidup dalam diri kita.
Allah telah bekerja di dalam diri kita untuk memberi kita awal yang baru. Namun, berjalan di jalan Tuhan (Ul. 11:22) membutuhkan waktu, usaha, dan banyak latihan. Dari cara kita berjalanlah terlihat seberapa jauh kita telah menghidupi perubahan itu. Diubahkan berarti membuang cara hidup kita yang lama dan belajar suatu cara baru untuk menjalani hidup (Rm. 6:4).

Saturday, October 15, 2011

Saturday, October 8, 2011

Lilin Kecil



Ada sebuah kisah tentang sebatang lilin kecil yang dibawa oleh seorang pria menaiki tangga yang cukup tinggi, menuju ke sebuah menara mercusuar. Dalam perjalan mereka terjadilah dialog antara si lilin kecil dengan petugas mercusuar itu.

Si lilin kecil itu bertanya ,”Kita hendak kemana?”. “Kita akan naik lebih tinggi dan memberi petunjuk kepada kapal-kapal besar yang berada di tengah lautan luas, supaya mereka tidak tersesat dan salah arah.”jawab petugas mercusuar itu. “Apaaaa…..apa tidak salah???. Mana mungkin aku yang kecil ini bisa memberi petunjuk kepada kapal-kapal besar. Apalagi dengan cahayaku yang hanyak kerlap-kerlip ini pasti tidak dapat mereka lihat dari kejauhan,’ sahut si lilin kecil. “Itu bukan urusanmu wahai lilin kecil. Jika nyalamu memang kecil biarlah. Yang terpenting harus engkau lakukan adalah bagaimana caranya agar engkau tetap menyala, dan urusan selanjutnya adalah menjadi tugas dan tanggung jawabku,” jawab petugas mercusuar.

Dan ketika sampai di menara mercusuar, petugas mercusuar itu meletakkan lilin kecil yang dibawanya serta memasang sebuah alat berupa cermin reflector, yang berfungsi untuk memantulkan cahaya lilin sehingga bisa terlihat sampai di kejauhan.

Pada akhirnya si lilin kecil tersebut dapat memahami akan tugasnya,”yaaaa…tugasku hanyalah menjaga agar aku tetap menyala….dan menyala sampai habis…ternyata di tangan petugas mercusuar itu meskipun berupa sebatang lilin kecil ternyata aku dapat bermanfaat bagi orang lain….”

Hidup kita bagaikan sebatang lilin kecil. Tanpa Tuhan, hidup kita tidak akan berarti. Namun, bila kita rela digenggam dan dipakai oleh Tuhan, maka hidup kita akan sangat berarti dan berguna bagi sesama. Semua kemampuan dan keahlian kita hanya akan tetap seperti nyala lilin kecil jika kita tidak menaruh hidup kita dalam tangan Allah.

Hanya Allah yang sanggup menjadikan yang kecil menjadi besar, asalkan kita mau dipakai menjadi alatNya.


Source : e-mail